Jumat, 03 Agustus 2012

norway

Norway setelah Perang Dunia 2

Setelah kemerdekaan, terdapat kesepakatan bahwa prioritas utama harus diberikan untuk membangun kembali Norway. Pada pemilihan umum 1945, Partai Buruth memperoleh suara mayoritas dan ditunjuk sebagai pemerintah yang dipimpin oleh Einar Gerhardsen.
Tujuan pemerintah adalah membangun Norway dalam lima tahun, dan meningkatkan kemajuan industrialisasi dengan berkonsentrasi pada industri berat. Pembangunan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan yang direncanakan para politikus. Pada tahun 1946, baik produksi industri dan Produk Domestik Kotor melebihi angka yang dicatat pada tahun 1938. Pada tahun 1948-49, modal negara melebihi angka masa sebelum perang. Tahun-tahun berikutnya ditandai dengan pertumbuhan dan kemajuan yang stabil.
Dalam tahun-tahun setelah Perang Dunia II, Norway tidak berfokus pada kebijakan luar negeri. Hal ini dimaksudkan untuk tetap berada di luar area yang berpotensi menjadi konflik antara kekuatan utama, maupun formasi aliansi. Diharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal berkebangsaan Norwegia yang pertama, Trygve Lie akan cukup menjamin keamanan.
Dengan meningkatnya ketegangan di wilayah Timur-Barat, kebijakan luar negeri Norwegia kembali dikaji. Norway berperan dalam kerja sama Marshall, dengan menerima sekitar 2,5 ribu juta NOK dari tahun 1948 hingga 1951 dari Marshall Aid.
Komunis mengambil alih Czechoslovakia pada tahun 1948, dan proposal Uni Soviet tentang pertahanan sekutu sejalan dengan perjanjiannya dengan Finlandia memicu reaksi keras di Norway. Setelah periode interim ketika usaha untuk membentuk aliansi pertahanan Nordic gagal, Norway bergabung dengan NATO, bersama dengan Denmark pada tahun 1949. Sejak saat itu, pemungutan suara mengkonfirmasikan bahwa Norwegia berpihak pada keanggotaan NATO.
Tahun setelah perang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Norwegia yang stabil. Sejumlah besar sumber daya digunakan untuk membangun negara yang makmur, yang telah membentuk kelompok yang percaya pada kesetaraan.
Tahun 1960 merupakan era minyak. Pengeboran di Laut Utara membuka cadangan minyak yang kaya, yang berlanjut pada produksi besar minyak dan gas. Penemuan serupa terjadi di Laut Norwegia dan Laut Barents. Kegiatan produksi mayoritas sekarang dilakukan di Laut Norwegia, di dekat pesisir pantai Norway pusat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar